Senin, 29 Juni 2015

pengembangan media pembelajaran



PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DI MTS RAUDLATUL MUNAWWARAH  KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU

Pembelajaran adalah suatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.[2] Media adalah berbagai komponen pada lingkungakupan belajar yang membantu pemebelajar untuk belajar.
Berdasarkan pengertian diatas ,media pembelajaran dapat di pahami sebagai salah satu yang dapat meyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana  sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat di lakukan proses secara efektif dan efisien. Memang sumber belajar memiliki makna yang sangat berdekatan dengan media pemebelajaran[3]
Sumber belajar bisa di pakai sebagai media belajar dan sebaliknya media pembelajaran juga dapat di jadikan sebagai sumber belajar. Sumber belajar memiliki cakupan (ruang lingkup),sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas di bandingkan media pembelajaran. Apabila media pembelajaran kita pahami dalam arti penyalur pesan,maka tidak semua sumber belajar dapat menjadi media pembelajaran.
Didalam buku berjudul Intuctional Tecnologies :The Definition and Domains of the field(1994) AECT membedakan lima  jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu:
1.      Pesan (message)
Pesan baik formal maupun informal dapat di manfaatkan sebagai bahan atau sumber belajar. Pesan-pesan  formal ini bisa dalam bentuk verba/lisan dan bisa pula berbentuk dokumen seperti peraturan perundang-undangan ,kurikulum,silabus RPP dan lain-lain.
2.      Orang
pada dasarnya setiap orang dapat berperan sebagai sumber belajar dan bahan pembelajaran karena dari seorang kita dapat memperoleh informasi dan pengetahuan-pengetahuan baru.

3.      Bahan dan program
Bahan dan program aplikasi merupakan suatu format yang biasanya digunakan  sebagai program program pendukung dalam menyimpan pesan-pesan pembelajaran seperti buku paket,buku teks,handbook,modul, program video ,audio, film alat peraga dan sebagainya .
4.      Alat (device)
Alat yang dimaksud disini adalah benda yang berbentu fisik sering disebut juga (hardware) misalnya multimedia, projector,slide projejtor, tape recorder dan sebagainya
5.      Metode
Metode merupakan cara atau langkah-langkah yang digunakan pengajar(guru)  dalam menyampaikan materi pembelajaran yang di harapkan ada beberapa metode pembelajarn sebagai berikut demonstrasi, diskusi,ceramah praktikum dan sebagainya .
Berbagai hasil survei nasional dan internasional menunjukan bahwa pencapaian prestasi belajar di Indonesia sangat rendah di bawah Negara-negara tetangga seperti malasiya,singapura,dan Negara tetatngga lainya.
 Faktro utama yang menyebabkan rendahnya pencapaian prestasi belajar di Indonesia adalah kurangnya ketrampilan tenaga pendidik dalam pengelolaan pembelajaran(Dikti,2007)  pada umumnya ,tenaga pendidik di indonesia menggunakan pembelajaran konvesional yang bersifat verbalistik dan proses pembelajaran sangat terpusat pada pengajar. Kualitas pembelajaran memerlukan berbagai upaya untuk mewujudkannya upaya tersebut terkait dengan berbagai komponen yang terlibat media pembelajaran .di antaranya adalah pemanfaatan media pembelajaran.
Hasil penelitian felton , et al(2001)  menunjukan bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran secara segnifikan mampu meningkatkan pencapaian hasil belajar.di samping itu metode pembelajaran juga menentukan pencapaian prestasi(Asyhar,2009)
Berdasarkan latar belakang di atas, pengembangan media dalam  pembelajaran akan membuat siswa terlibat aktif  dan siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis karena siswa dituntut untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalamannya, dan mencari penyelesaian masalah yang dihadapinya, sehingga tercipta pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada guru tetapi juga berpusat pada siswa, dan pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.
Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan demikian diharapkan dalam pengembangan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan pengkajian secara teoretis maupun praktis permasalahan ini dengan judul:  “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI MTS RAUDLATUL MUNAWARAH”
B.   Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka ada beberapa masalah yang dapat penulis identifikasi yaitu sebagai berikut:
1.      Sumber belajar tidak terbatas hanya pada buku-buku  di perpustakaan dan guru di sekolah.
2.      Paradigma baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan imajinasi siswa dalam meng apersepsikan pelajaran
C.   Pembatasan Masalah
Untuk menghindari agar masalah tidak terlalu meluas dan menyimpang, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1.      Obyek penelitian
Obyek dalam penelitian ini dibatasi adalah pengembangan media dalam  pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar di MTS. Raudlatul Munawwarah jatirejo
2.      Subyek penelitian
a.    Proses pembelajaran difokuskan pada keterlibatan dan suasana kelas dalam pembelajaran siswa  
b.    Hasil pembelajaran siswa MTS.Raudlatul Munawwarah jatirejo meliputi 3 aspek yaitu kogmnitif, afektif dan psikomotorik.

D.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Apakah Pengembangan Media Pembelajaran Dapat Meningkatkan hasil Belajar Siswa di MTS. Raudlatul Munawwarah.
E.   Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan penelitian
a.     Untuk mengetahui apakah proses pembelajaran dengan pengembangan media dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b.    Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan hasil belajara siswa dengan pengembangan media pembelajaran
2.      Manfaat Penelitian 
a.       Membuka cakrawala yang luas terhadap materi pelajaran yang di berikan peserta didik dan memudahkan persepsi peserta didik dalam proses belajar
b.      Memberikan pengalaman belajar yang konkret langsung terhadap peserta didik
F.    Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup sebagai  berikut:
1.      Pengembangan media pembelajaran ini, merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
  1. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu bukti keberhasilan siswa dalam mempelajari materi yang di ajarkan dengan memngembangkan media dalam pemebelajaran yang di lakukan oleh guru.
3.      Penelitian ini dilakukan pada siswa MTS. Raudlatul Munawwarah.jatirejo.





















BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Tinjauan Pusataka
1.      Pengertian Pengembangan Media Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.[4] Media adalah berbagai komponen pada lingkungakupan belajar yang membantu pemebelajar untuk belajar.
Berdasarkan pengertian diatas ,media pembelajaran dapat di pahami sebagai salah satu yang dapat meyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana  sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat di lakukan proses secara efektif dan efisien. Memang sumber belajar memiliki makna yang sangat berdekatan dengan media pemebelajaran[5]
Sumber belajar bisa di pakai sebagai media belajar dan sebaliknya media pembelajaran juga dapat di jadikan sebagai sumber belajar. Sumber belajar memiliki cakupan (ruang lingkup),sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas di bandingkan media pembelajaran. Apabila media pembelajaran kita pahami dalam arti penyalur pesan,maka tidak semua sumber belajar dapat menjadi media pembelajaran.
Didalam buku berjudul Intuctional Tecnologies :The Definition and Domains of the field(1994) AECT membedakan lima  jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu:
1.      Pesan (message)
Pesan baik formal maupun informal dapat di manfaatkan sebagai bahan atau sumber belajar. Pesan-pesan  formal ini bisa dalam bentuk verba/lisan dan bisa pula berbentuk dokumen seperti peraturan perundang-undangan ,kurikulum,silabus RPP dan lain-lain.
2.      Orang
pada dasarnya setiap orang dapat berperan sebagai sumber belajar dan bahan pembelajaran karena dari seorang kita dapat memperoleh informasi dan pengetahuan-pengetahuan baru.

3.      Bahan dan program
Bahan dan program aplikasi merupakan suatu format yang biasanya digunakan  sebagai program program pendukung dalam menyimpan pesan-pesan pembelajaran seperti buku paket,buku teks,handbook,modul, program video ,audio, film alat peraga dan sebagainya .
4.      Alat (device)
Alat yang dimaksud disini adalah benda yang berbentu fisik sering disebut juga (hardware) misalnya multimedia, projector,slide projejtor, tape recorder dan sebagainya
5.      Metode
Metode merupakan cara atau langkah-langkah yang digunakan pengajar(guru)  dalam menyampaikan materi pembelajaran yang di harapkan ada beberapa metode pembelajarn sebagai berikut demonstrasi, diskusi,ceramah praktikum dan sebagainya .
Dalam keberhasilan belajar ada factor- factor yang perlu diperhatikan untuk mencapai hasil belajar yang sesuai. Menurut Roestiyah menyatakan ada factor- factor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, Yaitu :
1.      Faktor internal adalah faktor yang timbul dari anak itu sendiri dapat berwujud kebutuhan, aktivitas kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani
  1. Faktor eksternal adalah faktor  yang datang dari luar anak, dapat berwujud lingkungan belajar, motivasi belajar, sosial, ekonomi dan keluarga.[6]
Dimyati dan Mudjiono mengemukakan bahwa keberhasilan belajar tergantung pada beberapa faktor, yaitu: 1) faktor internal, ialah faktor yang berasal dari dalam diri anak/siswa itu sendiri. 2) faktor eksternal, ialah faktor yang berasal dari luar diri anak/siswa. Faktor internal meliputi: bahan belajar, motivasi, sikap, perasaan, emosi, dan intelegensi. Sedangkan faktor eksternal meliputi: bahan pelajaran, metode mengajar, media pendidikan dan lingkungan dalam kelas maupun di luar kelas.
Dengan konsep ini pembelajaran diharapkan dapat lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan praktikum siswa, sehingga siswa mengalami sendiri bukan tranfer pengetahuan dari guru.
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa secara natural pikiran mencari makna konteks sesuai dengan situasi dunia nyata lingkungan seseorang, dan itu dapat terjadi melalui pencarian hubungan yang masuk akal dan bermanfaat. Pemanduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam pembelajaran kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang mendalam dimana siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikannya. Siswa mampu secara independent menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah baru dan belum pernah dihadapi, serta memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap belajarnya seiring dengan peningkatan pengalaman dan pengetahuan mereka.
B.     Kerangka Pemikiran
Pembelajaran adalah adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga tejadi perubahan prilaku ke rah yang lebih baik. Proses belajar – mengajar, petama kali yang harus diperhatikan adalah peset didik. Karena peserta didiklah yang memiliki tujuan.[7]
Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, dan ceramah menjadi pilihan utama strategi pembelajaran. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
Pengembangan media dalam pembelajaran merupakan salah satu strategi belajar yang diharapkan mampu mengefektifkan proses belajar mengajar dimana proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa secara konkret dan mengalami, bukan transfer pengetahuan guru ke siswa. Sehingga pada akhirnya pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

Adapun tahap-tahap dalam pembelajaran kontekstual, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1.    Tahap pertama, yaitu guru melakukan persiapan dan perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dilaksanakan yang meliputi kesiapan guru dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran, media pembelajaran yang akan digunakan, dan pemilihan metode.
2.    Tahap kedua, yaitu melaksanakan pembelajaran dimana Guru harus dapat merencanakan kegiatan siswa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa harus observasi ke lapangan, wawancara atau pemodelan dalam kelas yang kesemuanya itu terungkap dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru sebelumnya.
3.    Tahap ketiga, yaitu guru melakukan penilaian baik selama proses pembelajaran maupun setelah pembelajaran berlangsung.
4.    Tahap keempat, yaitu setelah melaksanakan penilaian maka guru akan memperoleh hasil akhir pembelajaran. Guru menganalisis nilai-nilai yang sudah masuk untuk disimpulkan siswa yang lulus atau belum lulus kompetensi. Bagi siswa yang telah lulus kompetensi guru bisa saja mengadakan pengayaan, dan bagi siswa yang belum lulus kompetensi, maka guru harus membuat rencana remidial. Tentunya dengan perencanaan yang lebih baik lagi dan disesuaikan dengan peserta didik agar dapat lulus kompetensi.
Ada 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel X dan variabel Y. Untuk jelasnya dapat dilihat pada diagram kerangka fikir berikut:
       X
       Y
     

Keterangan:
X : Pengembangan Media Dalam Pembelajaran
             Y : Hasil belajar peserta didik
Berdasarkan bagan tersebut dijelaskan bahwa X adalah pengembangan media dalam pembelajaran sebagai variabel bebas dan Y adalah hasil belajar peserta didik sebagai variabel terikat.
 Nah, dengan pengembangan media dalam pembelajaran ini diharapkan akan memberikan pengaruh positif pada peserta didik yaitu dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik.












BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas karena pada penelitian tindakan kelas dapat mengkaji permasalahan pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.  Istilah PTK dalam Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas.[8]
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus yang didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu : ”(1) Tahap perencanaan tindakan,  (2) Tahap pelaksanaan tindakan, (3)  (4) Refleksi, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya”.
1). Perencanaan
a)      Membuat program pembelajaran berupa video sebagai sumber belajar.
b)      Mempersiapkan alat ,seperti proyektor,Lcd, dan lain-lain
c)      Siswa menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan  berlangsung.
2). Pelaksanaan Tindakan
a)      Membagi kelas menjadi 8 kelompok, tiap kelompok mempunyai 5 anggota.
b)      Setiap kelompok mengamati video pembelajaran . dan mencatat yang kurang di pahami.
c)      Tiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan hasil pengamatan.
d)     Guru memberi tes kepada setiap siswa  pada akhir pelajaran
3) Refleksi
Peneliti dalam proses pembelajaran ini,apakah siswa lebih memahami, dengan media visual , atau audio visual sehingga kekurangan yang ada pada pengembangan media ini  dapat di ketahui. Sehingga hasil yang dicapai pada siklus berikutnya menjadi lebih baik dari pada siklus sebelumnya.

B.     Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto: “Variabel adalah objek yang bervariasi, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.[9]
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan penulis teliti, yaitu :
1.      Variabel bebas (Indevendent Variable) atau variabel X, yaitu variabel yang memberi pengaruh terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel X adalah “pengembangan media dalam pembelajaran” .
2.      Variabel Terikat (Depandent variable) atau variabel Y yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah “hasil belajar siswa”.

C.    Teknik Pengumpulan Data
a.    Sumber data: Sumber data diperoleh dari siswa dan guru  
b.    Jenis data: Jenis data dari penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data Kuantitatif terdiri atas ketrampilan siswa, hasil belajar siswa, dan hasil observasi kegiatan siswa. Sedang data kualitatif berupa hasil wawancara  
Cara Pengambilan data :
1. Data hasil belajar diambil dengan menggunakan alat evaluasi berupa tes tiap siklus.
2. Data tanggapan siswa selama proses pembelajaran
D.    Teknik Analisis Data
Setelah peneliti memperoleh data melalui teknik pengumpulan data dari obyek penelitian, maka langkah selanjutnya penulis menganalisa data. Teknis analisis data dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan dua cara:
  1. Data Kualitatif, berupa:
a.       Catatan lapangan, digunakan untuk melakukan pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu kewaktu, mencatat semua hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil pengamatan yang didapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus selanjutnya.
b.      Wawancara, dipergunakan sebagai metode pelengkap dalam mendapatkan data-data yang peneliti tidak peroleh dari metode yang lainnya. Wawancara ditujukan kepada guru di MTS raudlatul munawwarah jatirejo, dan 2 siswa yang mendapat nilai baik, 2 siswa yang mendapat nilai buruk.
c.       Metode dokumentasi, teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang berkenaan dengan kegiatan siswa selama proses belajar, serta prasarana yang menunjang proses belajar mengajar.
Setelah langkah-langkah diatas selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data dengan menggunakan tiga tahap, yaitu:
1)      Reduksi Data
Yaitu kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah. Dimana data yang diperlukan diambil sedangkan data yang tidak perlukan tidak dipergunakan.
2)      Mendeskripsikan Data
Mendeskripsikan data dimaksudkan agar data yang telah diorganisir menjadi lebih bermakna, mendeskripsikan data bisa dilakukan dalam bentuk naratif, membuat grafik atau menyusunnya dalam bentuk tabel.
3)      Membuat Kesimpulan
Membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data.[10]
  1. Data Kuantitatif, berupa:
Data Kuantitatif berupa data yang diambil dari hasil tes formatif yang dilakukan pada akhir siklus dengan Rumus :
Diketahui :
f = frekuensi yang sedang dicari persentasinya,
N = Number of cases (jumlah frekunsi atau banyaknya individu).
P = Angka untuk persentase.[11]









DAFTAR PUSTAKA
1.      Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta
2.      Sujana Nana, Metode Statistik. 2001. Bandung: Tarsito
3.      Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta
4.      Dr.rer.nat.H.Rayandra Asyhar, M.Si.2005.kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Jakarta  Gp PRESS
5.      Trianto. 2006. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
6.      Pranata http : // Puslit.Petra.ac.id/journals/interior/.













[2]Isjoni, Cooperative Learning, Alfabeta, Bandung, cet. 2, 2009, hlm 11.
[3]
[4]Isjoni, Cooperative Learning, Alfabeta, Bandung, cet. 2, 2009, hlm 11.
[5]
[6] Roestiyah,Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta,2001 hal 39

[7] Kunandar, Guru Profesuional Implementasi Kuikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Setifikasi Guru,PT Raja Grafindo Persada,Jakarta,2008,hal 287

[8]Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal. 74
[9] Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta,2002, hal. 93
[10]  Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Kencana, Jakara, 2009, hal. 107
[11] Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008, hlm. 43.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar